
Oleh : Syarif Waliyuddin
Kamis dinihari
(28/12/2017) San Siro jadi saksi duel sengit antara tim 1 kota Milan. Antara
Internazionale yang sedang dalam fase pelik di 2 laga terakhir setlah kalah 2
kali berturut-turut menghadapi Udinese dan Sassuolo , menghadapi AC Milan yang
hanya meraih 1 kemenangan dari 5 laga terakhir sebelumnya.
Duel pun berjalan sengit diawal babak pertama. Internazionale sempat
dominasi di sepuluh menit awal babak pertama dengan berhasil mendapatkan 3
corner kick dalam rentang tersebut. AC Milan pun balas geliat lawan dengan terus memotong bola suplai dari para
pemain sayap Internazionale yang sedang beringas-beringasnya kepada Icardi
sehingga Icardi hanya mampu menyentuh 4 kali bola hingga paruh pertama usai.
Duel menjadi lebih sengit
diparuh kedua. Jual beli serangan terus terjadi. Kedua kubu terus mendulang
peluang tetapi hanya berujung “hampir”. Tendangan jarak dekat Joao Mario hasil
umpan sundulan dari Mauro Icardi mapu ditepis Antonio Donnarumma. Pertandingan
ini menjadi debut resmi kakak kandung dari Gianluigi Donnarumma untuk AC Milan.
Plessing Suso pun yang sebelumnya
mengenai Milan Skriniar hanya membentur mistar gawang Samir Handanovic.
Turning Point
untuk AC Milan ada saat Patrick Cutrone masuk menggantikan Nikola Kalinic yang
cidera akibat terinjak oleh Milan Skriniar saat perebutan bola pada menit 72.
Patrick Cutrone sedikit berbeda pada pertandingan ini. Terlihat dia lebih
bersemangat dan berapi-api yang terpancar dari pergerakannya yang sangat
ngotot. Dia terlihat lebih aktif dalam me-marking
pemain Internazionale dan seringkali menahan bola yang ia jarang lakukan
pada pertandingan sebelumnya. Akhirnya Cutrone juga yang menjawab penantian
kubu dan tifosi AC Milan pada menit 105. Bola hasil umpan Suso yang ditaruh
diantara para pemain bertahan Internazionale tak mampu di block sehingga
Cutrone dengan leluasa menyambut dan menyontek bola dengan dingin ke gawang
Samir Handanovic. Gol ini sekilas mengingatkan kita pada Filippo Inzaghi,
karena Cutrone berhasil lolos perangkap Offside pertahanan Internazionale
dengan sangat tipis sekali. Sangat pantas Cutrone melepas bajunya sebagai
bentuk selebrasi atas gol yang berhasil ia cetak.
"Impian saya adalah
tetap di sini karena saya mencintai Milan dan saya ingin tetap berada di tim
ini. Pergerakan saya di lapangan didikte oleh rasa lapar (mencetak gol) dan
tekad saya. Saya keluar dari bangku cadangan dan benar-benar ingin mencetak gol,"
ujarnya seperti dikutip dari Football-Italia.
Sumber : Football-Italia, Panditfootball.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar