Singkat cerita,
pada suatu hari, diantara hiruk pikuk kelas di suatu sekolah negeri di Jakarta,
terlihat sebuah tas kuning yang terparkir di pojokan kelas itu, tak ikut
bergabung memeriahkan hiruk pikuknya kelas itu. Tampak di ujung resleting
bagian samping tas ini, tampak sebuah gantungan kertas yang cukup unik.
Gantungan itu ternyata cukup menenjukan pemilik tas ini. Anida, salah satu
penghuni kelas ini yang sudah 8 hari tak menginjakan kainya di kelas ini. Tas
itu juga ternyata juga cukup menarik perhatian sang ibu wali kelas, yang
akhirnya menyuruh tenang seisi kelas. Serentak kelas yang hiruk pikuk itu pun
berubah menjadi sunyi senyap, maklum ini yang memerintahkan adalah ibu wali
kelas.
“Siapa pemilik
tas ini ? kenapa tas ini sepertinya ibu sudah lama lihat berada di tempat ini
dan tidak berubah sama sekali ?”,Tanya wali kelas.
“itu milik Anida
bu, benar memang ta situ tampak tak berpindah letaknya bu, orang pemiliknya aja
sudah tidak masuk 8 hari bu”, pungkas Ridha, teman dekatnya Anida.
“Wah, ibu baru
tahu kejadian ini, ada yang tahu kenapa Anida sampai 8 hari ini tidak masuk ke
sekolah ?”
“Anu bu, aduh,
say cuman mengetahui kalau Anida terkena musibah bu, tapi Anida tak menjelaskan
apa musibahnya” pungkas Ridha menjawab pertanyaan wali kelas.
“Ini suatu
kejadian yang sangat penting. Kenapa tidak ada yang memberitahu kepada ibu,
harus segera dihubungi Anida agar tahu kenapa dan bagaimana keadaan dia
sekarang”jelas Wali kelas.
Ibu walikelas pun segera
menghubungi nomor telepon Anida. Tapi taka da tanggapan sama sekali dari nomor
ini. Tampak tak bisa disembunyikan, wali kelas pun tampak bingung dengan
keadaan ini. Akhirnya wali kelas pun mempunyai ide untuk mengunjungi rumah
Anida sepulang sekolah hari ini. Ide itu selanjutnya disampaikan di depan para
warga kelas kerabat Anida. Tampaknya seluruh warga kelas setuju atas usul dari
wali kelas ini.
Singkat cerita, wali kelas dan
para warga kelas pun menjadi satu rombongan. Rombongan itu akhirnya sampai di
rumah Anida. Rumah Anida tampak sepi dan tidak menunjukan danya aktivitas
manusia di dalamnya. Setelah beberapa saat, munculah wanita paruh baya
menghampiri rombongan kelas tersebut.
“Permisi, ada
yang bisa saya bantu ? kenapa anda-anda seklian berdiri di dpan rumah ini dan
Nampak sekali kebingungan ? saya pembantu di rumah ini.”
“Oh, kami
rombongan kelas tman dari Anida. Anida sudah 8 hari tidak masuk, kami pun
sangat cemas dan kami putuskan untuk dating kesini, kalau boleh saya tahu ya mbo, apakah tahu keberadaan dan keadaan
Anida tidak ?” pungkas sang ibu wali kelas.
“Oh, begitu
rupanya, ehm, Anida sedang di rumah neneknya, neneknya meninggal 8 hari yang
lalu bu” singkat jawaban si mbo tadi.
Rombongan pun seketika hening sambil kaget dan menanyakan letak
rumah nenek Anida. Tapi si mbo tadi
rupanya sudah sangat jujur untuk mengatakan bahwa dia tak tahu letak persisnya
karena kelurga Anida meninggalkan rumah terburu-buru. Rombongan pun lantas
seketika memasang muka penuh pasrah sekaligus kecewa. Apa dikata, mereka lebih
baik kembali ke sekolah dan lalu kembali ke rumah masing-masing. Sesampainya di
ujung gang, tiba-tiba seisi rombongan tampak terkejut.
“Anida ? itukah
kamu ?” pungkas Ridha.
“Ridhaaaaaaaaaaaaa”
Anida menghampiri Ridha sambil menangis.
“Kami turut
berbela sungklwa ya nid, kamu harus kuat.”tutur Ridha kepada Anida.
Rombongan pun akhirnya mengantarkan Anida pulang kerumahnya yang
berada di sekitar situ. Rombongan lalu memberikan tas kuning yang tertinggal di
kelas milik Anida tersebut dan pulang sambil menguatkan Anida. Diprjalanan
pulang, rombongan mempunyai ide untuk mengumpulkan sumbangan sukarela untuk
Anida.
Keesokan harinya, tampak sang
matahari pagi memberikan tanda bahwa hari ini adalah hari yang sangat indah.
Diambilah langkah cepat oleh para rombongan karena tak sabar untuk bertemu
Anida sesegera mungkin. Samapai di rumah Anida, kejadian yang sangat
mengharukan akhirnya terjadi.
“Anida, ini ada
sedikit sumbangan sukarela dari para temen-temen kamu dan ibu dikumpulkan untuk
kamu Anida, semoga ini bermanfaat walaupun jumlahnya tidak banyak.” Tutur wali
kelas.
“Apa ? ……. Teteteteterima kasih untuk kalian semua,
aku ngak nyangka masih punya teman dan wali kelas yang sangat peduli sama
aku,”anida menjawab sambil tersedu-sedu dan sambil memeluk teman dekatnya,
Ridha.
“Aku berjanji kawan, aku akan tersenyum lagi buat kalian dan tak akan bersdih lagi, kawan, bu, !!” jawab Anida dengan penuh keyakinan dan semangat.
Penulis :@w_syarif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar