Senin, 15 Juni 2015

Cerita Tas Kuning di Pojok Kelas



Singkat cerita, pada suatu hari, diantara hiruk pikuk kelas di suatu sekolah negeri di Jakarta, terlihat sebuah tas kuning yang terparkir di pojokan kelas itu, tak ikut bergabung memeriahkan hiruk pikuknya kelas itu. Tampak di ujung resleting bagian samping tas ini, tampak sebuah gantungan kertas yang cukup unik. Gantungan itu ternyata cukup menenjukan pemilik tas ini. Anida, salah satu penghuni kelas ini yang sudah 8 hari tak menginjakan kainya di kelas ini. Tas itu juga ternyata juga cukup menarik perhatian sang ibu wali kelas, yang akhirnya menyuruh tenang seisi kelas. Serentak kelas yang hiruk pikuk itu pun berubah menjadi sunyi senyap, maklum ini yang memerintahkan adalah ibu wali kelas. 

“Siapa pemilik tas ini ? kenapa tas ini sepertinya ibu sudah lama lihat berada di tempat ini dan tidak berubah sama sekali ?”,Tanya wali kelas.

“itu milik Anida bu, benar memang ta situ tampak tak berpindah letaknya bu, orang pemiliknya aja sudah tidak masuk 8 hari bu”, pungkas Ridha, teman dekatnya Anida.

“Wah, ibu baru tahu kejadian ini, ada yang tahu kenapa Anida sampai 8 hari ini tidak masuk ke sekolah ?”

“Anu bu, aduh, say cuman mengetahui kalau Anida terkena musibah bu, tapi Anida tak menjelaskan apa musibahnya” pungkas Ridha menjawab pertanyaan wali kelas.

“Ini suatu kejadian yang sangat penting. Kenapa tidak ada yang memberitahu kepada ibu, harus segera dihubungi Anida agar tahu kenapa dan bagaimana keadaan dia sekarang”jelas Wali kelas.

                Ibu walikelas pun segera menghubungi nomor telepon Anida. Tapi taka da tanggapan sama sekali dari nomor ini. Tampak tak bisa disembunyikan, wali kelas pun tampak bingung dengan keadaan ini. Akhirnya wali kelas pun mempunyai ide untuk mengunjungi rumah Anida sepulang sekolah hari ini. Ide itu selanjutnya disampaikan di depan para warga kelas kerabat Anida. Tampaknya seluruh warga kelas setuju atas usul dari wali kelas ini.

                Singkat cerita, wali kelas dan para warga kelas pun menjadi satu rombongan. Rombongan itu akhirnya sampai di rumah Anida. Rumah Anida tampak sepi dan tidak menunjukan danya aktivitas manusia di dalamnya. Setelah beberapa saat, munculah wanita paruh baya menghampiri rombongan kelas tersebut.

“Permisi, ada yang bisa saya bantu ? kenapa anda-anda seklian berdiri di dpan rumah ini dan Nampak sekali kebingungan ? saya pembantu di rumah ini.”

“Oh, kami rombongan kelas tman dari Anida. Anida sudah 8 hari tidak masuk, kami pun sangat cemas dan kami putuskan untuk dating kesini, kalau boleh saya tahu ya mbo, apakah tahu keberadaan dan keadaan Anida tidak ?” pungkas sang ibu wali kelas.

“Oh, begitu rupanya, ehm, Anida sedang di rumah neneknya, neneknya meninggal 8 hari yang lalu bu” singkat jawaban si mbo tadi.

Rombongan pun seketika hening sambil kaget dan menanyakan letak rumah nenek Anida. Tapi si mbo tadi rupanya sudah sangat jujur untuk mengatakan bahwa dia tak tahu letak persisnya karena kelurga Anida meninggalkan rumah terburu-buru. Rombongan pun lantas seketika memasang muka penuh pasrah sekaligus kecewa. Apa dikata, mereka lebih baik kembali ke sekolah dan lalu kembali ke rumah masing-masing. Sesampainya di ujung gang, tiba-tiba seisi rombongan tampak terkejut.

“Anida ? itukah kamu ?” pungkas Ridha.
“Ridhaaaaaaaaaaaaa” Anida menghampiri Ridha sambil menangis.
“Kami turut berbela sungklwa ya nid, kamu harus kuat.”tutur Ridha kepada Anida.

                Rombongan pun akhirnya mengantarkan Anida pulang kerumahnya yang berada di sekitar situ. Rombongan lalu memberikan tas kuning yang tertinggal di kelas milik Anida tersebut dan pulang sambil menguatkan Anida. Diprjalanan pulang, rombongan mempunyai ide untuk mengumpulkan sumbangan sukarela untuk Anida.

                Keesokan harinya, tampak sang matahari pagi memberikan tanda bahwa hari ini adalah hari yang sangat indah. Diambilah langkah cepat oleh para rombongan karena tak sabar untuk bertemu Anida sesegera mungkin. Samapai di rumah Anida, kejadian yang sangat mengharukan akhirnya terjadi.

“Anida, ini ada sedikit sumbangan sukarela dari para temen-temen kamu dan ibu dikumpulkan untuk kamu Anida, semoga ini bermanfaat walaupun jumlahnya tidak banyak.” Tutur wali kelas.

“Apa ?  ……. Teteteteterima kasih untuk kalian semua, aku ngak nyangka masih punya teman dan wali kelas yang sangat peduli sama aku,”anida menjawab sambil tersedu-sedu dan sambil memeluk teman dekatnya, Ridha.
 
“Aku berjanji kawan, aku akan tersenyum lagi buat kalian dan tak akan bersdih lagi, kawan, bu, !!” jawab Anida dengan penuh keyakinan dan semangat.


Penulis :@w_syarif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar